Friday, June 20, 2008

Wiwid

Kota kembang Bandung banyak melahirkan orang kesohor di negeri ini. Salah satunya adalah Meriam Bellina. Bintang yang beken di era 80-an ini pada zamannya terbilang berani memainkan adegan panas sehingga dijuluki Bom Sex Indonesia. Karena kepiawaiannya berakting ia juga dijuluki Magma Perfilman Indonesia. Dua dekade kemudian, dari kota yang sama lahir titisan Meriam. Namanya Wiwid Gunawan. Mampukah dia menjadi magma baru?

Film yang menjadi debut mojang satu ini, Kawin Kontrak setali tiga uang dengan film yang dimainkan pendahulunya itu. Aduh, cukup membuat deg-degan kaum Adam yang memandangnya. Dengan cueknya Wiwid melakoni adegan demi adegan panas menyengat.

Apa reaksi keluarganya? ”Oh ngga apa-apa. Kalau keluarga sih seru-seru aja gitu kan yah,” komentarnya dengan logat Sunda yang khas.

”Mereka malah senang, melihat keseharian Wiwid yang nggak seperti itu. Kan Kawin Kontrak sudah nonton kan? Berapa kali nontonnya?” sambungnya balik menantang. Malah host acara Paranoia di layar kaca ini menyarankan untuk menonton berkali-kali dan membeli DVD-nya sambil tertawa tergelak.

Sebelum memainkan peran teh Euis, Wiwid sudah berunding dengan keluarganya. Sejak awal dia sudah dikabari bahwa sosok janda genitberanak satu dan mengerti soal laki-laki—yang dimainkannya mengharuskan dia untuk tidak menggunakan penutup dada. Tetapi lantaran tuntutan peran, semua itu dijalaninya dengan sepenuh hati. ”Keseharian sih biasa aja. Cuma karena tuntutan peran kamu jadi gadis seksi, oke. Sehari-hari sih biasa pakai t-shirt, jeans,” tutur anak bungsu ini kalem.

Rupanya keluarga Wiwid punya pandangan moderat. Ketika semua porsi peran itu dia ceritakan reaksi mereka malah balik menantang.”Yah kamunya mau nggak,” tiru Wiwid. ”Ya pengen sih. Ini kan dunia film gitu kan, dapat kesempatan, ya pengen....” Eh, dasar rezeki. Orang rumah malah menyuruhnya untuk terjun total. ”Harus profesional. Jangan setengah-setengah kamu,” demikian Wiwid menyitir lagi ucapan mereka.

Didukung penuh keluarga membulatkan tekad Wiwid untuk terjun bebas di layar lebar. Dan ketika film itu usai digarap dan ditonton keluarga reaksi mereka pun seperti yang diharapkan. ”Wah, gila yah. Kok bisa banget kamu di situ meranin janda genit yang gatel. Keseharian kan ngga gitu, dari gestur, dari cara ngomong. Kok bisa sih,” demikian Wiwid menirukan pujian yang bertubi-tubi itu.

Awal karir Wiwid sendiri bermula dari ajang pemilihan model lokal tahun 2000 dan menang. Kontrak bersama Fuji Film segera ditekennya. Karena masih harus merampungkan studi di Bandung, aktivitas Wiwid di hiburan tak maksimal benar.”Sekali-sekali kalau ada casting di Jakarta, oke aku jalani,” papar cewek berzodiac Gemini ini.

Barulah setelah menamatkan kuliah S-1, semuanya terasa lega buat Wiwid. Maksud hati ingin mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah, apa daya malah kecemplung lagi di hiburan. ”Ternyata setelah dijalani, oke juga. Ya udah deh.”

Yang menarik, ternyata terjunnya Wiwid di film perdananya terjadi tanpa sengaja. Saat itu kebetulan dia ada casting untuk sinetron di salah satu PH. ”Kan kalau casting director itu suka tukar-tukaran pemain, nah MVP itu sedang mencari pemain untuk peran teh Euis ini.” Dari PH sebelumnya, MVP segera disodori nomor kontak Wiwid. Selanjutnya, bisa ditebak, peran itu segera direngkuhnya.

Untuk film berikut, jalan yang dilalui masih tak mudah juga. Pasalnya, Wiwid tetap harus menjalani proses audisi pemain. ”Meskipun film ini MVP punya, namun yang mengerjakan Liquid (PH milik Jose Poernomo, red.),” terang Wiwid. Secara fisik, pengambilan gambar dalam film ini terasa cukup berat karena harus bertualang di tengah laut. ”Bukan nyemplung lagi, tigujubar eta mah (jatuh ke dalam laut).”

Saking beratnya syuting itu tak urung, Euis eh Wiwid, sempat sakit berat dan memaksanya masuk rumah sakit. ”Syutingnya break dulu untuk nungguin aku sembuh dari sakit. Ngga enak juga sih,” ujar Wiwid sambil tertawa. Tapi syukurlah film itu bisa selesai dan siap diputar di musim libur. Jadwal rilisnya bahkan lebih cepat jadinya.

Sekali lagi, penonton film Indonesia bakal mendapatkan pemandangan indah kemolekan tubuh si teteh. Tapi apakah Wiwid bakal menjadi magma baru perfilman nasional? Menarik untuk ditunggu, tentunya. (bat)

No comments: